DATA PRIBADI / PERSONAL DETAILS
Nama / Name : Elis Fitria Ariani
Alamat / Address : Kec.Mojosari Kab.Mojokerto
Kode pos :
Nomer telepon : -
Email : elisfitria03@gmail.com
Jenis kelamin / Gender : Perempuan
Tanggal Kelahiran / Date of brith : 03 - 03 - 1995
Warga Negara / Nationality : Indonesia
Elis
Selasa, 27 Agustus 2013
DESKRIPSI KOTA MOJOKERTO
Lambang Kota Mojokerto Moto: Tidak ada |
|
Peta lokasi Kota Mojokerto Koordinat: 7°33' LS dan 122°28' BT |
|
Provinsi | Jawa Timur |
Pemerintahan | |
- Walikota | Ir. H. Abdul Gani Soehartono, M.M. |
- DAU | Rp. 354.452.407.000.-(2013)[1] |
Luas | 16,46 km2 |
Populasi | |
- Total | 120.196 jiwa (2010) |
- Kepadatan | 7.302,31 jiwa/km2 |
Demografi | |
- Kode area telepon | 0321 |
Pembagian administratif | |
- Kecamatan | 2 |
- Kelurahan | 18 |
- Situs web | www.mojokertokota.go.id |
Sejarah
Pembentukan Pemerintah Kota Mojokerto melalui suatu proses kesejahteraan yang diawali melalui status sebagai staadsgemente, berdasarkan keputusan Gubernur Jendral Hindia Belanda Nomor 324 Tahun 1918 tanggal 20 Juni 1918.Pada masa Pemerintahan Penduduk Jepang berstatus Sidan diperintah oleh seorang Si Ku Cho dari 8 Mei 1942 sampai dengan 15 Agustus 1945.
Pada zaman revolusi 1945 - 1950 Pemerintah Kota Mojokerto di dalam pelaksanaan Pemerintah menjadi bagian dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto dan diperintah oleh seorang Wakil Walikota disamping Komite Nasional Daerah.
Daerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai Kota Praja menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957.
Setelah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 berubah menjadi Kotamadya Mojokerto. Selanjutnya berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974.
Selanjutnya dengan adanya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah, Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto seperti Daerah-Daerah yang lain berubah Nomenklatur menjadi Pemerintah Kota Mojokerto.
Administrasi
Kota Mojokerto mempunyai dua kecamatan, yaitu:Pariwisata
Alun-alun Kota Mojokerto terletak di pusat kota. Bagi warga Kota Mojokerto dan sekitarnya dulu merupakan tempat rekreasi sekaligus sebagai sarana bersantai bagi keluarga di akhir pekan.namun Sekarang Alun - Alun di kosongkan dan Pedagangnya di Pindahkan ke Jl.Benteng Pancasila yang tidak jauh dari Kediaman Walikota Mojokerto.Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat merupakan salah satu gereja tertua di Kota Mojokerto dan merupakan peninggalan zaman Belanda. Masjid Agung Al-Fattah didirikan pada zaman Belanda tepatnya pada tanggal 7 Mei 1878 berada di pusat kota sebelah Barat Aloon-aloon.
Klenteng Hok Siang Kiong didirikan pada tahun 1995. Ciri khas kedua bangunan itu adalah bentuk arsitekturnya yang khas Cina. Bagi mereka yang senang berolahraga dapat menempuh perjalanan 1 km di arena jogging track di Dermaga sungai Brantas Indah. Di lokasi ini juga terdapat warung lesehan yang menyediakan beberapa macam makanan. Rekreasi keluarga lainnya dapat dikunjungi Pemandian Sekar Sari terletak di tengah kota. Tempat rekreasi ini dilengkapi kolam renang dengan fasilitas bermain untuk anak-anak, wartel, toko alat-alat olah raga dan rumah makan yang menjual beraneka ragam makanan (bakso, kikil, soto ayam, dan lain-lain). [2]
Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Ilmuwan
yang berpikir filsafati, diharapkan bisa memahami filosofi kehidupan,
mendalami unsur-unsur pokok dari ilmu yang ditekuninya secara menyeluruh
sehingga lebih arif dalam memahami sumber, hakikat dan tujuan dari ilmu
yang ditekuninya, termasuk pemanfaatannya bagi masyarakat. Untuk
mencapai tujuan itu, maka proses pendidikan hendaknya bukan sekedar
untuk mencapai suatu tujuan akhir tapi juga mem-pelajari hal-hal yang
dilakukan untuk mencapai tujuan akhir tersebut. Sehingga, ilmuwan selain
sebagai orang berilmu juga memiliki kearifan, kebenaran, etika dan
estetika. Secara epistemologis dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan
yang ada saat ini merupakan hasil dari akumulasi pengetahuan yang
terjadi dengan pertumbuhan, pergan-tian dan penyerapan teori. Kemunculan
teori baru yang menguatkan teori lama akan memperkuat citra sains
normal.
Tetapi, anomali dalam riset ilmiah yang tidak bisa dise-lesaikan oleh paradigma yang menjadi referensi riset, menyebabkan berkembangnya paradigma baru yang bisa memecahkan masalah dan membimbing riset berikutnya (mela-hirkan revolusi sains). Tumbuh kembangnya teori dan pergeseran paradigma adalah po-la perkembangan yang biasa dari sains yang telah matang. Berkembangnya peralatan analisis juga mendorong semakin berkembangnya ilmu. Contoh epistemologi ilmu dimana terjadi perubahan teori dan pergeseran paradigma terlihat pada perkembangan teori atom, teori pewarisan sifat dan penemuan alam semesta. Dalam perkembangan ilmu, suatu kekeliruan mungkin terjadi terutama saat pembentukan paradigma baru. Tetapi, yang harus dihindari adalah melakukan kesalahan yang lalu ditutupi dan diakui sebagai kebenaran.
Tetapi, anomali dalam riset ilmiah yang tidak bisa dise-lesaikan oleh paradigma yang menjadi referensi riset, menyebabkan berkembangnya paradigma baru yang bisa memecahkan masalah dan membimbing riset berikutnya (mela-hirkan revolusi sains). Tumbuh kembangnya teori dan pergeseran paradigma adalah po-la perkembangan yang biasa dari sains yang telah matang. Berkembangnya peralatan analisis juga mendorong semakin berkembangnya ilmu. Contoh epistemologi ilmu dimana terjadi perubahan teori dan pergeseran paradigma terlihat pada perkembangan teori atom, teori pewarisan sifat dan penemuan alam semesta. Dalam perkembangan ilmu, suatu kekeliruan mungkin terjadi terutama saat pembentukan paradigma baru. Tetapi, yang harus dihindari adalah melakukan kesalahan yang lalu ditutupi dan diakui sebagai kebenaran.
History and Development of Computer
The computer evolution is indeed an interesting topic that
has been explained in some
different ways over the years, by many authors. According to The Computational Science
Education Project, US, the computer has evolved through the
following stages:
The Mechanical Era (1623-1945)
Trying to use machines to solve mathematical problems can be
traced to the early 17th
century. Wilhelm Schickhard, Blaise Pascal, and Gottfried
Leibnitz were among mathematicians who designed and implemented calculators that were capable of addition,
The first multi-purpose or programmable computing device was probably Charles Babbage's Difference
Engine, which was begun in 1823 but never completed. In 1842, Babbage designed a more
ambitious machine, called the Analytical Engine but unfortunately it also was only
partially completed. Babbage, together with Ada Lovelace recognized several important programming
techniques, including conditional branches, iterative loops and index variables. Babbage designed the machine which is arguably the first to be used in computational
science. In 1933, George Scheutz and his son, Edvard began work on a smaller version of the
difference engine and by 1853 they had constructed a machine that could process 15-digit numbers and calculate fourth-order differences.
The US
Census Bureau was one of the first organizations to use the mechanical
computers which used punch-card equipment designed by Herman
Hollerith to tabulate data for the 1890 census. In 1911 Hollerith's company merged with
a competitor to found the
corporation which in 1924 became International Business
Machines (IBM).
First Generation Electronic Computers (1937-1953)
These devices used electronic switches, in the form of
vacuum tubes, instead of
electromechanical relays.
The earliest attempt to build an electronic computer was by J. V.
Atanasoff, a professor of physics and mathematics at Iowa
State in 1937. Atanasoff set out to
build a machine that would help his graduate students solve systems of partial
differential
equations. By 1941 he and graduate student Clifford Berry
had succeeded in building a machine that could solve 29 simultaneous equations with 29 unknowns. However, the
machine was not programmable, and was more of an electronic
calculator.
A second early electronic machine was Colossus, designed by
Alan Turing for the British
military in 1943. The
first general purpose programmable
electronic computer was the Electronic Numerical Integrator and Computer
(ENIAC), built by J. Presper Eckert and John V. Mauchly at the University of Pennsylvania. Research work
began in 1943, funded by the Army Ordinance Department, which needed a way to compute
ballistics during World War II. The machine was completed in 1945 and it was used
extensively for calculations during the design of the hydrogen bomb. Eckert, Mauchly, and John von Neumann, a
consultant to the ENIAC project, began work on a new machine before ENIAC
was finished. The main contribution of EDVAC, their new project, was the notion of
a stored program. ENIAC was controlled by a set of external switches and dials; to change
the program required physically altering the settings on these controls. EDVAC was able to
run orders of magnitude faster than ENIAC and by storing instructions in the same medium as data, designers could concentrate on improving the internal structure of the
machine without worrying about matching it to the speed of an external control. Eckert and Mauchly later designed what was arguably the first commercially successful computer, the UNIVAC; in 1952. Software technology during this period was very primitive.
Second Generation (1954-1962)
The second generation witnessed several important
developments at all levels of computer
system design, ranging from the technology used to build the
basic circuits to the
programming languages used to write scientific
applications. Electronic switches in
this era
were based on discrete diode and transistor technology with
a switching time of
approximately 0.3 microseconds. The first machines to be
built with this technology include
TRADIC at Bell Laboratories in 1954 and TX-0 at MIT's
Lincoln Laboratory. Index
registers were designed for controlling loops and floating
point units for calculations based
on real numbers.
A number of high level programming languages were introduced
and these include
FORTRAN (1956), ALGOL (1958), and COBOL (1959). Important
commercial machines of
this era include the IBM 704 and its successors, the 709 and
7094. In the 1950s the first two
supercomputers were designed specifically for numeric
processing in scientific applications.
Third Generation (1963-1972)
Technology changes in this generation include the use of
integrated circuits, or ICs
(semiconductor devices with several transistors built into
one physical component),
semiconductor memories, microprogramming as a technique for efficiently designing
complex processors and the introduction of operating systems
and time-sharing. The first ICs were based on small-scale integration (SSI) circuits, which
had around 10 devices per circuit (or ‘chip’), and evolved to the use of medium-scale
integrated (MSI) circuits, which had up to 100 devices per chip. Multilayered printed circuits were
developed and core memory was replaced by faster, solid state memories.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berdiri pada tahun 1964, atas prakarsa tokoh-tokoh dan Pimpinan Muhammadiyah Daerah Malang. Pada awal berdirinya Universitas Muhammadiyah Malang
merupakan cabang dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang didirikan
oleh Yayasan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Jakarta dengan Akte Notaris
R. Sihojo Wongsowidjojo di Jakarta No. 71 tang-gal 19 Juni 1963.
Pada waktu itu, Universitas Muhammadiyah Malang mempunyai 3 (tiga) fakultas, yaitu (1) Fakultas Ekonomi, (2) Fakultas Hukum, dan (3) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Agama. Ketiga fakultas ini mendapat status Terdaftar dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi pada tahun 1966 dengan Surat Keputusan Nomor 68/B-Swt/p/1966 tertanggal 30 Desember 1966.
Pada tanggal 1 Juli 1968 Universitas Muhammadiyah Malang resmi menjadi universitas yang berdiri sendiri (terpisah dari Universitas Muhammadiyah Jakarta), yang penyelenggaraannya berada di tangan Yayasan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Malang, dengan Akte Notaris R. Sudiono, No. 2 tertanggal 1 Juli 1968. Pada perkembangan berikutnya akte ini kemudian diperbaharui dengan Akte Notaris G. Kamarudzaman No. 7 Tanggal 6 Juni 1975, dan diperbaharui lagi dengan Akte Notaris Kumalasari, S.H. No. 026 tanggal 24 November 1988 dan didaftar pada Pengadilan Malang Negeri No. 88/PP/YYS/ XI/ 1988 tanggal 28 November 1988.
Pada waktu itu, Universitas Muhammadiyah Malang mempunyai 3 (tiga) fakultas, yaitu (1) Fakultas Ekonomi, (2) Fakultas Hukum, dan (3) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Agama. Ketiga fakultas ini mendapat status Terdaftar dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi pada tahun 1966 dengan Surat Keputusan Nomor 68/B-Swt/p/1966 tertanggal 30 Desember 1966.
Pada tanggal 1 Juli 1968 Universitas Muhammadiyah Malang resmi menjadi universitas yang berdiri sendiri (terpisah dari Universitas Muhammadiyah Jakarta), yang penyelenggaraannya berada di tangan Yayasan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Malang, dengan Akte Notaris R. Sudiono, No. 2 tertanggal 1 Juli 1968. Pada perkembangan berikutnya akte ini kemudian diperbaharui dengan Akte Notaris G. Kamarudzaman No. 7 Tanggal 6 Juni 1975, dan diperbaharui lagi dengan Akte Notaris Kumalasari, S.H. No. 026 tanggal 24 November 1988 dan didaftar pada Pengadilan Malang Negeri No. 88/PP/YYS/ XI/ 1988 tanggal 28 November 1988.
Langganan:
Postingan (Atom)